Mengapa,
Seseorang menghampiriku di ruang kosong
Mencerahkanku dengan lentera ruang kosong itu
Memberiku sepucuk harapan
Tatkala harapan itu berada dalam genggamku,
Dia menghapus satu per satu harapan itu
Tak dapat kubayangkan tertusuknya hatiku
Yang hancur tertelan kesunyian belaka
Lentera tak lagi seterang dahulu
Satu per satu harapan tersisa hanya kenangan
Orang itu meletakkan harapan kosong itu ke genggamku
Perlahan dia meninggalkanku menatap harapan kosong
Detik-detik jam mulai berdetak
Bayang-bayangnya terlihat di sudut ruangan iut
Membawa seorang pria dengan sepucuk harapan
Memberikanku sebuah lentera
Tatkala harapan itu kembali berada dalam genggamku,
Pemandangan itu terlulang jelas di inderaku
Dia kembali menghapus satu per satu harapan itu
Mengembalikan harapan kosong itu kembali ke genggamku
Aku tak tahu apa yang aku terima,
Tak tahu arti harapan kosong itu
Menatap matanya dengan dalam,
Dia tertunduk tanpa sesal
Dia tak lagi meninggalkanku disini,
Namun perasaanku berkata berbeda
Tak kusangka dia mengayunkan tangan kanannya,
Ayunan tangannya memberiku selaksa kegembiraan
Aku pun tak sanggup ‘tuk tak tersenyum kembali
Ayunan kakiku kian mendekat ke orang itu
Namun langkahku kembali terhenti
Ayunan itu hanyalah ‘tuk pria itu
Kini aku merana di kesunyian ini
Meratap perih teman tak ada harap
Menghembuskan nafas sesal tak berarah
Menantikan lentera kembali terlelap
By Rosalinda Mintre